First of all I want to thank all the SMAN 1 Medan 2011/2012 students, we spent three years in high school together, with all the memories, happy and sad moment we have been through together. Second, for all of OSIS 2011/2012 members, there were too many unforgettable stories and memories in it. You guys are like my family, I love all the people with all their wonderful thought, people who inspired me with all their passion to make a change, people I shared tears and laugh together. And then for all my beloved members of the Cinematography of SMANSA club, thank you very much for all of your works for three years. We dreamed, we lived our dream and we held our hand together when finally we saw it come true. And the last one, for the best thing have ever happened in my live, the thing I thanked God for gave me a chance to be a part of, the most precious thing in my life, my friends in XII IPA 2...
Waktu itu adalah hari kedua MOS, saya lagi istirahat dibawah pohon didepan Mushalla. Terus datang Maul, yang juga panitia MOS, duduk disebelah saya. Pertama kali saya kenal sama Maul karena dia ex-nya temen saya. Waktu itu kami lagi hang out di salah satu karaoke dan Maul gabung bareng temen saya, dua jam karaoke saya dan Maul nggak ada waktu buat ngobrol. Jadi inilah pertama kali saya ngobrol sama Maul. Awalnya percakapan kami standard; mantan. Karena waktu itu kami sama-sama baru putus dan kebetulan kami kenal mantan satu sama lain. Dan akhirnya percakapan kami terus berlanjut sampai MOS hari ke 3. Namun ternya selanjutnya kami ditakdirkan untuk ketemu lagi...
♥ ♥ ♥
Waktu itu adalah hari kedua MOS, saya lagi istirahat dibawah pohon didepan Mushalla. Terus datang Maul, yang juga panitia MOS, duduk disebelah saya. Pertama kali saya kenal sama Maul karena dia ex-nya temen saya. Waktu itu kami lagi hang out di salah satu karaoke dan Maul gabung bareng temen saya, dua jam karaoke saya dan Maul nggak ada waktu buat ngobrol. Jadi inilah pertama kali saya ngobrol sama Maul. Awalnya percakapan kami standard; mantan. Karena waktu itu kami sama-sama baru putus dan kebetulan kami kenal mantan satu sama lain. Dan akhirnya percakapan kami terus berlanjut sampai MOS hari ke 3. Namun ternya selanjutnya kami ditakdirkan untuk ketemu lagi...
Awal tahun ajaran dua tahun lalu, tepatnya 2010/2011, tahunnya saya masuk kelas XI di SMAN 1 Medan. Saya dulunya di kelas X-6 dan waktu melihat pengumuman saya ada di daftar kelas XI IPA 7. Saya dari awal udah nggak sreg masuk di kelas ini karena faktor temen-temen saya nggak ada yang masuk di kelas ini, Ulvi dan Aya di IPA 3, Nadya di IPA 4, Devy di IPA 5, Didi, Indah dan Nina di IPS 1. Jadi saya cari cara biar saya bisa at least sekelas sama Nadya atau Ulvi. Di SMAN 1 kami bisa menukar kelas dengan sistem switch, jadi misalkan saya mau ke IPA 3 harus ada dari IPA 3 yang mau tukeran ke IPA 7. Awalnya ribet nyari orang-orang yang mau tukeran, tapi akhirnya saya dan Nadya nemu cara buat sama-sama pindah ke XI IPA 2; saya tukeran sama Alfi, Nadya tukeran sama ntah siapa namanya, saya lupa. And voila!
Awalnya saya agak canggung karena nggak seperti Nadya yang udah kenal beberapa orang sebelumnya, saya sama sekali nggak tahu menahu soal kelas ini. Hari pertama pindah ke kelas ini, saya mengenali beberapa orang yang saya udah tahu sebelumnya, ada Jiji dan Bubun, temennya Ulvi dan Aya dari kelas X-3, Ahmed yang saya kenal dari pengajian muslim di SMP Sutomo I, Arini dari Bakmiss, Lilly dari les ngaji jaman SD nya saya, Mitra dari S2C, Faroh dan Akbar dari X-6, Ican yang emang pecicilan di SMAN 1 dan... Maul! The one I met in unexpected time, unexpected place and unexpected way who I had never imagined to be one of my best friends in my whole life. Kemudian Nadya duduk dengan temannya dari X-2 Ira. Sebenarnya saya tahu sama si Ira ini, dia salah satu anggota CITOS. Tapi karena dia jarang ngumpul saya jadi rada-rada lupa-ingat sama dia pas pertama kali ketemu. Waktu itu saya duduk dibelakang Ira dan Nadya sendirian karena yang lain pada udah punya teman sebangku. Terus Nadya nanya Taya yang duduk didepan mereka, apakah ada yang duduk di sebelah dia dan dia jawab nggak ada. Dan akhirnya saya memutuskan pindah ke tempat duduk di sebelah Taya. Percakapan pertama dengan Taya sampai saat ini nggak bisa saya lupakan.
Saya: (ribet bawa buku-buku, tas dan peralatan tulis ke tempat duduk baru)
Taya: (sibuk ngerjain soal matematika)
Saya: "Aku duduk disini ya?" berusaha basa-basi,
Taya: (tanpa mengalihkan mata dari buku Matematika-nya) "Yaudah,"
Jadilah selama sehari penuh saya cuma ngobrol sama Nadya dan Ira yang duduk dibelakang saya karena si Taya ini nggak pernah mengalihkan pandangan dari papan tulis atau buku atau Panda, si ketua kelas yang otaknya nyama-nyamain Einstein, buat nanya soal. Sebenernya hari itu saya keki sama si Taya ini, saya mikirnya nggak kali setahun duduk sama anak ini. But like they said, don't judge people when you first met 'em karena again, unexpectedly she became one of my best friends. Nggak tau mulai dari kapan atau bagaimana saya jadi deket sama dia, dan jadi makin rajin belajar supaya nggak keliata bego-nya kalau lagi sama dia, yang super pinter.
Lalu saya mengikuti dan Alhamdulillah lulus seleksi OSIS 2011/2012. Karena OSIS, saya jadi lebih dekat sama Sheila, Mitra dan terutama Panda. Bulan-bulan pertama, Panda yang duduk sama Farel di sebelah meja saya dan Taya, adalah sumber jawaban waktu kami dikasi soal sama guru-guru dikelas. Ini yang bikin saya seneng ngeliat si Panda ini, jarang kan ada yang pinter tapi nggak IS, dan lagi terkadang si Panda ini agak ajaib pemikirannya, yang bikin saya makin tertarik buat ngobrol sama dia dan melihat sesuatu dari pandangan seorang Panda. Bersama Panda lah untuk pertama kalinya saya berani untuk berbagi mimpi saya tanpa takut untuk dijatuhkan dengan kata-kata seperti; "Nggak mungkin!" atau "Ah kebanyakan menghayal kau Rin!", waktu itu saya dan Panda membuat future plans yang sampai saat ini masih tergantung di pintu kamar saya dan menjadi motivasi yang paling besar buat saya. Bersama dia juga kami sama-sama berjuang untuk AFS, dia berhasil lulus sampai tahap Nasional, dan Perpisahan tahun ajaran lalu, yang sangat-sangat berkesan bagi kami. Oh iya, Panda juga selalu jadi sumber makanan bagi mereka-mereka yang kelaparan karena dia selalu bawa makan siang ke sekolah, biasanya sih yang suka menyabotase bekal panda kalau nggak Maul, ya Ican.
Awal-awal tahun ajaran kelas IPA 2 terbagi menjadi beberapa kelompok yang kayaknya berdasarkan tempat duduk. Ada Arianti dan Gabriella yang selalu berdua, mereka ini anggota Sola Gratia, choir di SMANSA ya luar biasa keren! Mereka duduk di depan saya dan Taya, kadang kami suka tuker-tukeran jawaban pas ujian. Saya, Taya, Ira, Nadya, Panda, Jiji, Maul, Wina, Faroh yang cenderung flexible biasanya kerjaan kami ya kalo nggak curhat, gossip. Bisa dibilang mereka adalah sahabat-sahabat saya di IPA 2. Lily dan Novy si anak baru, mereka berdua pintar dan baik, kadang mereka gabung sama Ahmed, Farel, Jo, Bubun dan Dila, mereka ini penggemar artis-artis luar negri baik Asia ataupun Barat. Ahmed ngefans sama Taylor Swift, Farel cinta mati sama Britney Spears, Jo kayaknya salah satu yang normal dan ternyata kami teman sepermainan selama TK! Bubun penggemar beratnya Shahrukh Khan dan Dila kayaknya ngefans sama yang Korea-korea gitu. Pokoknya kalau gossip-gossip manca negara mereka sumbernya. Endang, Arini, Nita, Desy, Bunga, Sheila groupnya anak-anak super rajin dan religius, yang paling disayang guru, mereka ini yang rajin ngurusin kelas IPA 2 dari segala kerusuhan yang kami buat. Mitra si ketum PASKHAS yang berwibawa dan Ibnu yang jarang speak up di kelas, biasanya mereka ngobrolnya berdua aja atau nggak sama guru, karena mereka duduk didepan guru. Terus ada Vira dan Wika yang lumayan flexible, biasanya mereka join Ibnu-Mitra, mereka ini pintar dan baiiikk sekali. Dan terakhir adalah penghuni bangku-bangku di belakang kelas, kerjaannya kalo ga tidur, denger IPod atau main game. Trouble makernya kelas; Ican, Budi dan Yoga, mereka ini entertainernya IPA 2 skaligus yang selalu memulai segala kekacauan di IPA 2, biasanya Reza suka gabung sama mereka. Terus ada Arep sama Ane yang kerjaannya tidur di kelas dan cabut ke you know where, to do you know what, mereka ini kayak invisible men, bisa ilang tiba-tiba, munculnya juga tiba-tiba. Ada juga anak-anak hipster di IPA 2; Bidin dan Akbar, awalnya mereka kaya punya dunianya masing-masing, jarang berinteraksi sama kelas. Mereka ini sukanya sama hal-hal keren yang saya nggak ngerti dan skaligus yang paling kreativ di kelas. Kalau Akbar jagonya musik dan handy-craft, dan dia punya phobia dengan segala macam serangga. Kalau Bidin jagonya grafity dan yang techno-techno gitu, dan dia lah yang bertanggung jawab atas awal mula virus SNSD menyebar dia antara cowok-cowok IPA 2. Dan terakhir anak basketnya IPA 2; Didit dan Ricky. Oh iya saya hampir lupa sama yang satu ini! Namanya Fadhil, dia ini antara ada dan tiada, beda sama Arep atau Ane, si Fadhil ini bisa nggak muncul di kelas sampai berminggu-minggu, dia juga terkenal anak jamannya kota Medan.
Banyak sekali cerita di IPA 2, namun segalanya dimulai saat Ican mengusulkan untuk membuat vacation trip ke Prapat. Awalnya susah megumpulkan massa, namun akhirnya sekitar 20 orang ikut pergi ke Prapat selama 3 hari, termasuk saya. Pengalaman di Prapat adalah awal mula yang mempersatukan kami semua menjadi kelas yang kompak dan solid. Disini saya jadi lebih mengenal Arep dan Ane yang ternyata muka preman hati Hello Kitty. Ibnu yang selalu sial kalah main kartu dan ditelanjangi di tengah malam yang dingin. Ibal, Akbar dan Farrel yang ternyata asik diajak ngobrol. Setelah trip tersebut rasanya dinding yang selama ini membatasi kami perlahan-lahan hilang dan membuat suasana kelas menjadi lebih asik. Setelah itu kami jadi terkenal sebagai kelas jalan-jalan karena kami sering melakukan trip ke Brastagi, Belawan, Pantai Cermin sampai ke tempat-tempat aneh seperti Danau Citra dan Yuki Simpang Raya. Jam pelajaran kosong disekolah biasa kami habiskan dengan nonton film atau duduk-duduk lesehan di koridor atau kamar mandi. Cerita berkesan lainnya adalah waktu saya, Taya, Nadya, Panda, Jiji dan Reza membuat tugas video clip untuk pelajaran kesenian, dan waktu kami sekelas cabut dari assemblies yang diadakan sekolah. Assemblies diadakan beberapa kali disekolah, namun yang paling berkesan adalah waktu saya, Ira, Nadya, Vira, Taya, Farel dan Jo ngumpet di kamar mandi selama setengah jam pelajaran karena guru berpatroli di gedung kelas kami. Gedung kelas kami memang berbeda dengan gedung utama yang membuat jarang ada guru yang berpatroli. Cerita lainnya waktu kami cabut dan ramai-ramai makan Maicih level 10 di kelas dan kelabakan nyari air sampai sakit perut sakin pedasnya, saya ingat Yoga dan Budi sampe ngembat air dari beberapa botol minum dari IPA 1 dan ngerefill-nya dengan air dari keran kamar mandi karena takut ketahuan.
Sesi curhat di IPA 2 dimulai dengan saya dan Maul yang bimbel di tempat yang sama, biasanya kami suka ngeteh di kantin depan bimbel sambil cerita-cerita. Biasanya cerita kami berlanjut di YM malamnya. Kadang Taya atau Ira suka conference bareng kami. Lama-lama karena mendengar percakapan kami di sekolah makin banyak yang ikutan group conference. Kami conference setiap malam mulai dari jam 7 sampai batas yang tidak ditentukan. Yang dibahas random mulai dari gossip sampai curhat, tergantung jam atau siapa pun yang mancing. Group conference ini akhirnya berlanjut di sekolah yang membuat kami sering ngobrol-ngrobrol dan gila-gilaan bareng, sampai akhirnya terbentuklah On Clinic dengan Maul sebagai penampung curhatan kami. Buat saya teman curhat yang terbaik pertama adalah Maul, karena ngobrol sama dia emang enak dan dia selalu ngasi solusi yang bagus. Terus ada Jiji yang selalu sedia setiap saat ngalah-ngalahin pembalut disaat saya membutuhkan, baik temen curhat ataupun tebengan. Biasanya saya dan dia suka wisata kuliner di kota Medan sambil curhat-curhatan. Taya dan Nadya juga teman curhat terbaik saya karena mereka berdua ini sama-sama polos ntah blak-blakan, yang walaupun kadang bikin sakit hati tapi tetep didengerin karena apa yang mereka bilang emang benar. Terus ada om Arep yang kebanyakan cuhatan random, tapi tetep aja ngobrol sama dia asik. Dan terakhir Panda, biasanya saya curhat tentang masa depan dan mimpi sama dia.
Ican, Maul, Arep, Yoga dan Budi memulai karir keartisan mereka sebagai Indonesian's Student. Mereka nge-upload video lipsinc mereka di YouTube dan mendadak famous. Setelah itu Ican dan Maul mulai serius dan sekarang meraka berhasil membuat band yang namanya Accoustic Present bersama Akbar sebagai pianist.
Sejak kelas X, saya selalu menjadi panitia perpisahan. Jadi setiap tahunnya saya menyaksikan moment-moment sedih dan bahagia dari senior yang merayakan kelulusan mereka. Pada saat saya berada di IPA 2 rasanya sudah jelas keinginan saya saat itu; untuk menjalani senior year dan graduate bersama mereka. Dan inilah yang menjadi salah satu hal terberat yang saya rasakan pada saat saya dinyatakan lulus seleksi AFS dan akan menjalani program pertukaran pelajar selama setahun, yang berarti saya tidak bisa menjalani senior year dan graduate bersama sahabat-sahabat saya di IPA 2. Tapi pada akhirnya saya tetap menjalani program ini karena ini sudah menjadi mimpi saya sejak lama dan untuk mencapai ini dibutuhkan kerja keras dan kesabaran yang luar biasa. Namun persahabatan kami nggak berakhir sampai disini. Saya ingat teman-teman datang kerumah saya pagi-pagi untuk ngasi surprise ulangtahun saya, karena ini ulangtahun terakhir saya bersama mereka. Lalu Jiji, Nadya dan Ira memberi saya kado perpisahan berupa foto kami berempat, dan yang sampai sekarang membuat saya nangis setiap melihatnya; album foto dari IPA 2 yang mereka kasi sebelum saya berangkat. Saya masih ingat hari terakhir saya di Medan, Jiji datang kerumah saya dan mengantar saya ke airport. Dan di airport sudah menunggu semua teman-teman saya yang datang untuk mengantar saya. Saya bukan orang yang gampang nangis,apalagi di depan orang banyak. Namun saat itu saya nggak bisa berhenti menangis karena rasanya beraaaat sekali meninggalkan mereka. Bukannya lebai atau gimana tapi air mata saya tetep aja ngalir selama 2 jam penerbangan ke Jakarta. Saya nggak pernah merasakan sedih yang seperti itu sebelumnya.
Beberapa waktu yang lalu perpisahan diadakan di SMAN 1. Sedih rasanya membayangkan perpisahan bersama sahabat-sahabat saya. Dan sore ini begitu saya membuka twitter banyak mention dari sahabat-sahabat saya yang membuat saya kangen sekaligus sedih, karena ini merupakan hari terakhir mereka di sekolah. Namun fakta mereka tetap mengingat saya walaupun saya udah berada disini selama 6 bulan membuat saya senang dan terharu. Rasanya nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata, intinya saya bersyukur dihari saya memutuskan untuk pindah ke XI IPA 2, karena saat itu lah takdir mempertemukan saya dengan sahabat-sahabat terbaik dalam hidup saya, yang sampai kapanpun, walaupun kami tidak berada di tempat yang sama, akan selalu ada dihati saya.
♥ ♥ ♥
"Two years we have spent together. Tears, laughs, dreams we shared. It's not about time or distance, no matter where or when, our friendship is last forever..."