Wednesday, November 6, 2013

My Dream, My Fight, My Choice

"Sebetulnya membuat pilihan itu tidak sulit, karena jauh di lubuk hati yang terdalam kita sudah tau apa yang mau kita pilih. Kita hanya takut apakah keputusan tersebut adalah keputusan yang benar atau salah."

There's nothing feels better than accomplishing something in your life. There's nothing makes you happier than living your dream. And there's nothing gives you any greater feeling when everything in your life happen the way you planned them to be.

But life isn't always that nice to give you everything you want.

Beberapa bulan yang lalu, disaat siswa-siswi SMA sedang gencar-gencarnya belajar untuk persiapan ujian masuk PTN favorit, sayapun terikut euphorianya. Belajar dari pagi sampai malam bukan lagi hal aneh yang saya lakukan. Tapi saat itu saya hanya berjuang dan berjuang tanpa saya tahu tujuannya apa. Saat itu pilihan saya adalah SBM ITB, yang sebenarnya saya pilih untuk membuktikan suatu hal yang kalau dipikir-pikir sekarang ini bodoh sekali. Dan benar saja, pilihan setengah hati itu pun tidak membuahkan hal yang baik, saya gagal di SBMPTN. Saya sudah terlebih dahulu gagal di SNMPTN, dan gagal lagi di SBMPTN, saat itu benar-benar kecewa, sedih dan bingung. Saya harus ngapain sekarang? Undangan dari UTS sudah saya tolak, yang tersisa adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang sudah menerima saya. Well, life must go on. Sayapun pergi ke universitas itu dan mulai hunting kostan dan hal-hal lainnya. 

Beberapa minggu setelah pengumuman SBMPTN, saya masih tidur, ketika mama saya masuk ke kamar dan memeluk saya, saat saya buka mata saya, saya lihat beliau sudah berurai air mata sambil memegang handphone. Beliau berkata, "Papa," sambil mnyerahkan HPnya ke saya. Saat itu hati saya mencelos, apa yang terjadi dengan papa? Berbagai pikiran aneh bermunculan di benak saya sampai akhirnya saya mendengar suara papa dari HP mama, beliau juga menangis. Saya masih mengira ada apa-apa dengan Papa saya yang saat itu sedang bertugas di Makasar, saya ingin mengatakan sesuatu namun tenggorokan saya tercekat. Lalu saya dengar suara papa saya yang tersendat-sendat, "Selamat ya nak, kamu diterima di UI." Saya terdiam, mungkin sekitar dua menit. Saya rasakan pelukan mama dan tanpa saya sadari airmata saya sudah menetes. Rasanya nggak percaya, saya lulus SIMAK UI 2013.

Begitulah, akhirnya saya berhasil berkuliah di Universitas Indonesia, yang tahun lalu, memimpikannya pun saya tidak berani. Tapi ada satu hal yang akhirnya saya sadari, when you have a dream, you can feel the desire come from your heart

Setahun yang lalu, saya menghadiri acara UI goes to Medan. Bukan karena saya ingin masuk UI, karena saat itu saya masih tahu diri akan kemampuan saya, tapi karena project officer acara tersebut adalah sahabat saya dari SMA. Lagipula banyak teman-teman saya yang datang ke acara tersebut, baik sebagai peserta ataupun sebagai wakil dari universitasnya masing-masing. Saya kehabisan tiket UIGTM maka dari itu saya mengambil tiket dari rumah Fira, salah satu teman AFS saya, yang saat itu kebetulan sedang tidak enak badan. Sesampainya di venue, ternyata acaranya sudah hampir selesai, yang ada tinggal acara bedah kampus. Suasananya saat itu ramai sekali, saya jadi pusing dan bete karena berdiri di panas terik dan tidak berhasil menemukan teman-teman saya. Akhirnya saya berteduh di salah satu stands fakultas. "Selamat datang di stands FE UI," kata seorang cowo yang yah, bisa dibilang ganteng dari balik mejanya, saat itu saya mikir, ada juga anak UI yang ganteng haha. Back to the story, ternyata saya berteduh di stands nya FE UI. Karena nggak enak hanya numpang berteduh akhirnya saya basa basi nanya-nanya ke kakaknya. Saya tidak begitu memperhatikan waktu kakaknya memperkenalkan diri, tapi saya ingat kalau dia adalah mahasiswa Ilmu Ekonomi. Saya langsung tertarik mendengarkan penjelasan dia tentang IE UI, karena saya emang emoh sama yang namanya akuntansi dan mama saya nggak menganjurkan untuk berkuliah di manajemen. Ternyata ada jurusan yang namanya Ilmu Ekonomi, yang akhirnya menjadi pilihan pertama saya di SIMAK UI.

Setelah pengumuman SIMAK dan pendaftaran ulang, saya diwajibkan mengikuti OBM. Masih terngiang di benak saya saat pertama kali saya memasuki kawasan Universitas Indonesia. Hamparan rumput yang berbentuk makara terpampang luas di bawah jalan meuju gerbang utama UI. Rasanya saat itu  saya pengen nangis lagi, masih nggak percaya bisa diterima di UI, walaupun bukan di jurusan yang saya inginkan tapi di program studi baru FE UI, Bisnis Islam. Saat dalam perjalanan menuju UI di hari keempat OBM bersama mama, saya singgah sebentar ke mini market untuk membeli buku tulis. Setelah membeli buku tulis dan kembali ke mobil, mama saya sedang telfonan dengan papa dan langsung tersenyum ke arah saya, "Guess what? Kamu lulus di Akuntansi UGM!". Rasanya, again, nggak percaya, tapi kali ini ditambah rasa bingung. Apakah saya tetap melanjutkan di Bisnis Islam UI, atau Akuntansi UGM?

Dua pilihan yang dihadapkan pada saya bukanlah hal yang mudah. Keduanya adalah sesuatu yang selama ini cuma ada di angan-angan saya. Dapat diterima di dua Perguruan Tinggi Negri terbaik di Indonesia dan sekarang saya harus memilih salah satunya. Karena saya tidak juga bisa membuat keputusan, begitu pula kedua orangtua saya yang mempunyai pendapat yang berbeda, akhirnya kami memutuskan pergi ke Jogja, tepatnya, ke Universitas Gadjah Mada.


Hari terakhir batas pendaftaran UGM, saya masih bingung. Kalau mengikuti akal sehat, saya seharusnya memilih Akuntansi UGM, yang kualitasnya sudah terbukti daripada Bisnis Islam UI yang baru tahun ini berdiri. Namun hati saya berkata beda, ntah kenapa hati saya berat di UI. Maka dari itu saya memutuskan tetap memilih Universitas Indonesia. Saat saya kembali menjalani masa orientasi mahasiswa baru, tidak sedikit orang yang mengatakan "sayang", saya tidak memilih akuntansi UGM. Bahkan tidak sedikit orang juga yang blak blakan bilang, "Bego lo Rin nggak ngambil akun UGM." Tentu saja saya merasa ragu, apakah saya sudah melakukan keputusan yang salah?

Namun seiring berjalannya waktu, saya tersadar. Nggak ada pilihan yang salah, setiap pilihan mempunyai manfaat dan mudaratnya masing-masing. Yang menentukan keberhasilan seseorang bukanlah pilihan yang dibuatnya, tapi seberapa baik ia menjalani pilihan yang telah ia buat. Dan orang yang bego itu adalah orang yang tidak mengikuti kata hatinya dalam membuat keputusan.
Pertama kali nyobain Jaket Kuning
Pertama kali ngerasain di ceburin di kolam makara
Here I am, mahasiswa baru Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tanpa saya sadari saya mulai menikmati kehidupan saya di kampus perjuangan ini. Saya bertemu banyak orang-orang luar biasa yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, yang saya yakin adalah calon-calon orang hebat di Negara ini. Saya melanjutkan hobi saya dengan bergabung di klub perfilman yang disini bernama PERFEK, juga beberapa kepanitiaan kampus, dan menjadi manajer tim basket FE. Terlibat langsung di kegiatan kampus harus saya akui menjadi salah satu faktor yang memudahkan saya mengenal bahkan mendapatkan teman-teman baru, baik sesama maba ataupun senior. Dan saya merasa sangat-sangat beruntung saya memilih mengikuti kata hati saya karena setelah menjalaninya, saya yakin bahwa ini adalah pilihan yang tepat dan terbaik buat saya. It just feels like I meant to be here. The culture, the people and even the system, I feel like I just fit in here. 

Kepanitiaan pertama saya: Economic Talent  2013 
Project pertama bareng Perfek di Tanjung Lesung

Berkuliah di FE, atau di fakultas apapun itu berat dan susah, but again, if it's something that came from your heart, no matter how hard it is or how bad you wanna give up, you keep going anyway. That's why, for whoever out there still struggling with something you wanna do, do something that you love.

Saturday, April 6, 2013

My Life as an Exchange Student: Syahrina Mazaya - AFS USA 2011/2012


cc: afsmedan.org

Hi semua! Nama saya Syahrina Mazaya atau biasa dipanggil Arin. Saya adalah salah satu returnee AFS USA 2011/2012. Selama menjalani program, saya tinggal di negara bagian Delaware, di sebuah kota kecil yang bernama Seaford. Saya tinggal di kota ini bukan berupa kebetulan, karena tibanya saya disini adalah sebuah pilihan yang dilakukan Ibu angkat saya, Nancy McGee, dengan memilih saya sebagai anak asuhnya di kala itu. Di email yang saya terima, juga disebutkan kalau saya akan mempunyai saudara angkat lainnya, sesama exchange student, yang berasal dari Thailand. Berangkatlah saya ke Negara di belahan dunia yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, dan akhirnya bertemulah saya dengan Pin, saudara angkat saya dari Thailand, dan ibu angkat saya, Nancy. Awlanya berjalan mulus, saya diajak makan sub pertama saya di Farmer Market, dan makan eskrim terenak di Seaford. Setelah satu harian keliling kota, kami kembali ke rumah dan disinilah saya bertemu Fibbie, anjing kesayangan peliharaan Mom. Saya emang sebelumnya udah diperingatkan mengenai masalah hewan peliharaan, terutama anjing, namun tetap aja saya ketakutan sama Fibbie.
Malam pertama saya di Seaford, saya mengalami susah tidur karena jet lagged. Banyak sekali yang ada di pikiran saya semalam suntuk, mulai dari rasa nggak percaya akhirnya bisa sampai di Amerika, perasaan senang luar biasa melihat gemerlapnya kota New York saat taxi saya melintasi Time Square, dan sedikit rasa takut membayangkan seperti apa hari-hari selanjutnya yang akan saya jalani disini. Saat sedang asik-asiknya melamun, saya dikagetkan oleh Fibbie yang tiba-tiba sudah ada di sebelah tempat tidur saya. Mau nggak mau karena shock saya langsung histeris dan bangunin Pin. Setelah Fibbie aman di luar saya berusaha untuk tidur, tapi apadaya bukannya tidur, saya malah tiba-tiba homesick. Keesokan paginya, host mom saya yang ternyata mendengar kejadiaan malam itu mengajak saya berbicara mengenai masalah ini. Untungnya saya mempunyai host mom yang pengertian dan toleran terhadap kebudayaan dan agama lain, akhirnya kami memutuskan untuk kenyamanan saya, sebaiknya saya dicarikan host family lain yang tidak mempunyai peliharaan se-friendly Fibbie.
Di hari berikutnya saya dan Pin pergi ke pesisir untuk mengikuti arrival orientation, dimana saya bertemu dengan anak-anak exchange dari Negara lain yang di host di Delaware. Disana saya banyak sharing dengan teman-teman lain, dan ternyata apa yang saya rasain nggak ada bedanya dengan mereka, jadi emang semua yang saya rasain itu emang udah sewajarnya.
Setelah kembali dari orientasi, saya pamitan sama Nancy dan tinggal untuk sementara waktu bersama Jeanine sebelum mendapat host-fam. Dan ternyata saya nggak perlu waktu lama untuk tinggal disana karena keeesokan harinya ada telfon dari keluarga kenalan Nancy yang bernama the Seeley, yang bersedia menjadi host-fam saya. Namun karena banyaknya urusan surat-menyurat yang harus dilakukan, dan saya harus segera masuk ke sekolah,untuk sementara saya tinggal bersama seorang nenek yang bernama Geraldine Allen yang kebetulan rumahnya dekat dengan sekolah.
Ada kejadian lucu waktu saya lagi lunch sama teme-temen. Jadi mereka pada tau kalau saya pindah host fam dan nanya siapa hostfam saya nantinya. Begitu saya jawab "The Seeley", mereka, terutama yang cewek-cewek pada histeris karena ternyata salah satu soon to be host bro saya adalah the most wanted dude in town. Lucky me! Dan bener aja, cerita tentang saya bakal di host the Seeley menyebar dan makin banyak aja temen-temen yang sebelumnya belum saya kenal jadi lebih ramah ke saya hehe.
Ternyata nggak salah temen-temen cewek saya pada histeris, karena pas pertama kali saya pindahan ke rumah mereka, emang mereka kece-kece! Saya punya abang yang umurnya setahun diatas saya, Danny, yang selama ini diomongin temen-temen saya, satu adik cewek yang umurnya setahun dibawah saya, Aubrey, adek cowok dengan beda dua tahun, Ryan (yang akhirnya jadi musuh bebuyutan saya) dan si kecil Connor yang umurnya sekarang 9 tahun. Mereka punya tiga kucing, Blue, Milo dan Lulu, dan satu anjing lucu yang pemalas bernama Max.


Saya sangat enjoy tinggal bersama keluarga baru saya. Banyak sekali pengalaman-pengalaman baru yang saya dapatkan, mulai dari tradisi sehari-hari sampai hari-hari besar seperti Halloween, Thanksgiving, Christmas, dan lain lain. Danny juga ngebantu saya ngedapetin banyak temn-teman baru, karena dia banyak mengenal (dan hampir dikenal semua) orang-orang di Seaford. Dia juga selalu mengundang teman-temannya (yang pastinya cakep-cakep:p) ke rumah disaat weekend, dan ngajakin saya ke party-party yang sangat mmbatu saya buat kenalan sama temen-temen baru. 
Banyak juga aktivitas-aktivitas seru yang selama ini belum pernah saya rasakan, bersama the Seeley. Seperti nonton pertandingan-pertandingan sport, bon fire, BBQ, berlayar dan pastinya jalan-jalan. Mereka banyak mengajak saya jalan-jalan ke tempat-tempat terkenal seperti Disneyland yang merupakan hadiah Christmas kami, Washington DC, disana kami ketemuan dengan tante saya yang juga exchange student tahun 70an, yang kebetulan sedang mengunjungi host mom nya, Rehoboth Beach, Ocean City dan New York. 
Exchange year saya ditutup dengan hal-hal epic yang gaakan bisa saya lupakan. Graduation dan prom yang begitu emotional dan graduation party yang super setu yang gaakan bisa saya lupakan. Tapi bagaimanapun enaknya di negara orang, saya harus tetap kembali ke negara sendiri, maka dengan berat hati saya meninggalkan keluarga, teman-teman dan kehidupan saya di Amerika serikat.
Sebelum mengikuti progrram ini saya nggak pernah menyangka akan mendapatkan begitu banyak pengalaman berharga seperti ini. Semua pengalaman saya dibuka oleh orang yang berperan besar dalam exchange year saya, miss Nancy. Kalau bukan karena miss Nancy, saya nggak akan di host di Delaware dan bertemu keluarga saya, the Seeley, dan banyak lagi orang-orang asing yang pada akhirnya menjadi keluarga dan sahabat saya seperti nenek saya Geraldine dan sahabat saya dari Norwegia Hanna. Sampai sekarang setelah hampir setahun meninggalkan Amerika, saya masih stay in touch dengan mereka baik melalui Facebook atau Skype. Kami juga kirim-kiriman paket saat Idul Fitri dan Christmas.

Masih banyak lagi cerita-cerita seru mengenai pengalaman saya selama di Amerika Serikat. Dibawah ini saya sertakan video yang saya buat, yang berisi video dan foto-foto selama saya di Amerika. Bagi yang tertarik dengan cerita-cerita yang lebih detail silahkan mengunjungi blog saya. Semoga cerita saya bisa menjadi motivasi buat adik-adik yang ingin mengikuti program ini.



I had a wonderful time with AFS, now it's your turn!


Reach me:
Blog: misssyahrina.blogspot.com
Facebook: Syahrina mazaya
twitter: @arynmazaya
Instagram: arynmazaya
Youtube: arynmazaya

Cinta dan Bangunan



Untuk menjalin sebuah hubungan yang awet, memang harus ada pengorbanan dan keinginan untuk mempertahankan hubungan itu sendiri dari kedua belah pihak, perempuan dan laki-laki. 

Perempuan itu makhluk yang ringkih, yang akan hancur berkeping-keping saat ada yang menjatuhkannya. Dan tugas laki-laki lah untuk menjaganya agar tetap utuh.  Ribet ya? Mungkin banyak laki-laki yang mikir kalo perempuan itu egois dan bikin susah, namun menurut saya, salah satu yang menentukan keberhasilan seorang laki-laki dalam hidupnya adalah menjaga dan membahagiakan pasangannya. 

Perempuan itu gampang banget cemburu, curigaan, dan tertutup. Pas ditanya kenapa, jawabnya nggak ada apa-apa, eh ternyata apa-apa. Tapi intinya cuma satu, perempuan itu cuma pengen dimengerti. Perempuan itu pengen pasangannya bisa mengerti apa yang harus dan tidak harus dilakukan, tanpa perlu dibilang lagi.


Cinta itu ibarat membangun sebuah bangunan. Dimana bangunan itu adalah seorang perempuan, dan arsiteknya adalah laki-laki. Sebuah bangunan yang kokoh, adalah sebuah bangunan yang memiliki fondasi yang kokoh pula. Fondasi itulah yang dinamakan kepercayaan.

Bagi para laki-laki, awal pacaran adalah masa-masa paling penting untuk membangun kepercayaan perempuannya. Caranya? Terbukalah dengan dia, maka dia tidak akan curiga lagi kepadamu. Bawa dia ke duniamu, kenalkan dia dengan orangtua dan teman-temanmu, perlihatkan dia segala kegiatanmu, maka dia akan merasa nyaman dengan lingkunganmu, dan membuat dia merasa nyaman saat kamu sedang tidak bersamanya. Dan yang terakhir, jadikan dia sahabatmu. Memang benar ini bagian yang tersulit, namun, cobalah untuk memulai sedikit demi sedikit memperlakukan dia bukan hanya sebagai pacar, tapi sebagai sahabat. Apabila ada masalah yang mengganjal di hubungan kalian, daripada menceritakan dan mencari solusi dari orang lain, coba certa kedia, dan diskusikan jalan keluarnya. Dengan begini, perempuan akan merasa dihargai dan ikut membuka dirinya sendiri.

Memang awalnya laki-laki adalah seseorang yang harus put more effort daripada perempuan. But trust me, sekali kalian mendapatkan kepercayaan dari perempuan, kalian akan lebih mudah untuk menjalai kedepannya, karena seiring berjalannya waktu, bangunan ini akan semakin tinggi dan tinggi, dan semakin tinggi suatu bangunan, semakin kuat pula angin yang menerpanya. Disinilah tugas perempuan untuk bertahan dari terpaan angin-angin itu.

Di dalam suatu hubungan, yang namanya masalah, atau yang kita ibaratkan di sini sebagai angin, adalah suatu hal yang biasa. Namun, bagaimana apabila fondasi awal bangunan tersebut tidak kokoh? Apakah bangunan tersebut akan sanggup untuk menahan begitu banyaknya terpaan angin? Inilah sebab kenapa kelihatannya perempuan lebih tersakiti daripada laki-laki di dalam suatu hubungan. Karena menahan terpaan angin dan disaat yang bersamaan mempertahankan tingginya gedung dengan fondasi yang ringkih, bukan hal yang mudah.

So boys, sebelum kalian membangun sebuah bangunan, pastikan kalian membangun fondasi yang kokoh dulu. Kalau tidak bisa? Jangan lanjutkan bangunan itu karena itu cuma akan menghancurkan bangunan itu menjadi puing-puing.

Lalu apa yang terjadi dengan bangunan yang sudah menjadi puing-puing ini? Cuma ada dua pilihan, apakah si arsitek yang membangunnya akan membangun lagi dari awal, dengan fondasi yang lebih kokoh, atau arsitek lain akan datang dan membangun lagi fondasi baru yang lebih kokoh.

Sunday, February 17, 2013

Festival Antarbudaya 2


Sebagai returnees, banyak pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada kami mengenai pengalaman dan curiosity tentang budaya dan tradisi yang ada di Negara hosting. Karena hal tersebut, kami, para returnees ingin melakukan ‘sesuatu’ untuk sharing pengalaman, terutama tentang budaya dan tradisi dari Negara lain. Bina Antarbudaya chapter Medan, organisasi yang mengirim kami untuk program pertukaran pelajar ini, tahun lalu membuat event yang bernama Festival Antarbudaya. Dan tercetuslah ide untuk melakukan kembali event tersebut, yang tahun ini, bekerja sama dengan konsulat Amerika dan Jepang, Festival Antarbudaya 2, atau yang kami singkat Fanbud2 yang mengangkat tema, “Connecting life, sharing cultures”.

Pelaksanaan acara ini memangan banyak sekali waktu dan tentunya kerasnya. Alhamdulillah saya nggak sendiri karena panitia Fanbud2 yang saya pilih sangat berdedikasi dan berkomitmen besar untuk melaksanakan acara ini. Saya banyak belajar dari kepanitian FOS4 dalam melaksanakan acara ini. Persiapan Fanbud 2 memakan waktu berbulan-bulan, mulai dari urusan mencari sponsor sampai dekorasi, saya ikut menangani langsung. Capek memang, tapi saya banyak sekali mendapat pelajaran-pelajaran berharga yang nggak akan mungkin saya dapatkan di tempat lain. Tidak hanya belajar mengenai teknis acara, saya justru lebih banyak belajar mengenai human relation yang ternyata begitu penting baik dengan anggota, atasan maupun sponsor, yang juga menurut saya hal tersulit yang harus saya hadapi selama saya menjadi Ketua Panitia Festival Antarbudaya 2.
 
Tim dekorasi yang dipimpin adik saya sendiri Dhaifina Mazaya

Ngedekor tempat sampai  jam 1 malam, yang Alhamdulillah sukses menjadi salah satu daya tarik di hari H
Selain acara utama di hari H, Fanbud2 mengadakan lomba-lomba seru dengan total hadiah jutaan rupiah yang dipersembahkan oleh Bank SUMUT. Ada SINGTASTIC, yaitu singing competition yang penjuriannya diadakan di Valiq's Studio dua hari sebelum hari H, dengan pemenang utama Deborah, dan pemenang favorite, Beyond Invinity. Ada SHUTTERBUG, Photography contest yang mengangkat tema unik, Culturistic. Dan yang terakhir, lomba yang diadakan di hari H, KESHO, Japanese make-up competition.

Penjurian dari perlombaan-perlombaan ini nggak mudah karena semua peserta memiliki bakat dan keunikan masing-masing. Namun setelah memlalui perundingan, baik dengan juri, maupun panitia, akhirnya diperoleh pemenang-pemenang yang lebih unggul dan pantas menjadi juara.

SHUTTERBUG: Photography Competition

KESHO : Japanese Make-up Competition

SINGTASTIC: Singing Competition

What's on FANBUD 2?

Berbagai kegiatan dengan konsul Amerika dan Jepang
Photo Props
Performances
Berbeda dengan tahun lalu yang lebih fokus dengan perlombaan-perlombaan yang dilaksanakan, tahun ini kami lebih memfokuskan pada budaya dan tradisi dari setiap negara yang pernah kami tinggali. Bermodalkan pengalaman selama setahun, kami bertukar pikiran tentang budaya dan tradisi dari setiap Negara yang akan menjadi menarik untuk ditampilkan. Pada acara ini akan ada 3 zona yaitu zona Amerika, Eropa dan Jepang. Di setiap zona akan ada food bazaar, games, photo spot, volunteers asing dari setiap Negara untuk memperkenalkan negaranya dan banyak kegiatan menarik lainnya.
 
1) European Zone

Di zona Eropa, ada berbagai foto spots unik seperti ikon khas Inggris, the telephone box dan ikon terkenal dari Perancis, Eiffel Tower. Selain itu ada volunteers dengan kostum lucu seperti Judith, exchange student kita dengan pakaian khas Jermannya, Yayang, dengan jubah Harry Potternya dan banyak lagi volunteers yang berdandan ala eropa. Ada juga booth nail art dan booth Pizza dari Paparons.

2) Japanese Zone


Di zona Jepang, pengunjung bisa nyobain berbagai games tradisional khas Jepang dan makanan-makanan khas Jepang yang unik dan enak seperti takoyaki dan curry rice. Selain itu pengunjung juga bisa belajar membuar kaligrafi ala Jepang diajarkan oleh gurunya langsung. Zona jepang dimeriahkan oleh kakak-kakak volunteers yang cantik-cantik dengan yukatanya dan happi matsuri coat yang dikenakan oleh kakak-kakaknya yang cowok. Selain kakak-kakak panitia, banyak juga volunteers yang bercostplay ria yang menambah semaraknya zona Jepang.

3) American Zone


Siapa bilang Amerika cuma punya budaya bebas? Di zona Amerika, pengunjung bisa belajar mengenai budaya-budaya dan tradisi di Amerika, yang selama ini belum diketahui atau terdengar asing seperti Halloween, Thanksgiving, St. Patrick's Day, dan lain-lain, baik dari setiap subzone, film-film dokumenter ataupun langsung dari bulenya. Selain itu pengunjung bisa foto ala American graduation dengan cap and gown yang langsung dibawa langsung dari negaranya dan main games-games menarik khas Amerika yang seru diajarkan oleh volunteer asing kita, Christy. Subzone yang paling rame tentunya the 4th of July, dimana pengunjung bisa foto bareng dengan patung Bapak Presiden Obama dan belajar mengenai sejarah Amerika.

4) Bina Antar Budaya Zone


Zona terakhir adalah zona Bina Antarbudaya dimana pengunjung yang tertarik mengenai program pertukaran pelajar bisa mendapatkan informasi-informasi langsung dari ahlinya. Ada presentasi dari kak Ranap, returnee AFS Jerman mengenai program pertukaran pelajar dan presentasi dari Arin (AFS USA 2011-2012) Fira (AFS JEPANG 2011-2012) dan Nisa (AFS Jerman 2010-2011) mengenai pengalaman-pengalaman seru selama menjalankan program di negara host masing-masing. Selain itu, pengunjung yang tertarik untuk menjadi volunteer juga bisa mendaftarkan dirinya disini.

Special thanks buat panitia-panitia Fanbud yang luar biasa, tanpa kalian acara ini nggak akan bisa sesukses dan sekeren ini. Salut buat volunteers yang dengan sukarela membantu kelangsungan acara ini, sampai heran ngeliat loyalitas mereka buat acara ini yang kadang melebihi returnees atau kandidat BinaBud sendiri. Tapi saya yankin semua yang udah kita lakuin pasti ada manfaatnya buat kita, dan pastinya kalau bukan karena acara ini nggak akan ada persahabatan, gossip-gossipan, marah-marahan ataupun cinlok diantara panitia yang pastinya jadi moment yang nggak terlupakan sekaligus moment yang mendekatkan kita semua.

Salut buat kalian, I LOVE YOU GUYS!

Tuesday, February 12, 2013

Festival of SMANSA 4


Festival of SMANSA adalah event tahunan yang diselenggarakan SMAN 1 Medan. Setiap tahunnya Festval of SMANSA atau FOS mengangkat tema yang berbeda.  Tahun ini, FOS4 menangkat tema "Back to 60's" dan untuk pertama kalinya mengundang artis ibukota yang sedang naik daun: Raisa.

Selain acara puncak yang berupa performance dari Raisa, banyak kegiatan-kegiatan menarik lainnya yang di selenggarakan panitia FOS4, ada penampilan dari band-band lokal Medan, Acoustic Lounge, Food and Clothes Bazaar, Pameran Motor 60'an dan Creepy Labyrinth. Ada juga perlombaan-perlombaan seru yang bisa diikuti semua pelajar di kota medan; Dance Competition, Band Competition dan Photography Contest.

Menjadi bagian dari panitia FOS4 adalah pengalaman terbaik yang sekaligus menutup kegiatan kepanitiaan sekolah saya di SMAN 1 Medan. Bisa dibilang, saya menjadi panitia secara kebetulan. Tapi seperti kebetulan-kebetulan lainnya dalam hidup saya, kebetulan kali ini benar-benar memberi pelajaran dan menjadi moment tak terlupakan bagi saya. Kalau boleh jujur, baru kali ini saya berada dalam kepanitiaan yang solid dan all out dalam menjalankan visi misi awal dari kegiatan ini. Disini saya mempelajari pentingnya sebuah totalitas. 

Moment paling berkesan bagi saya adalah saat melaksanakan dekorasi. Semua dekorasi di FOS 4 adalah hand made karya panitia, siswa-siswi, guru-guru dan pegawwai yang turut serta membantu penyelesaiannya. Walaupun saya bukan panitia dekorasi, tapi saya ikut serta setidaknya delapan puluh persen dari proses dekorasi. Masih terasa capeknya weekend di sekolah ngerjain maskot FOS4, "Voxy", dan dua minggu sebelum hari H yang full dari jam tujuh pagi sampai malem dihabiskan dengan mengerjakan segala dekor mulai dari yang kecil sampai yang besar.

The mascot: Voxy

Kepanitian FOS4 ini memang sangat menguras energi, physically and mentally tiring. Namun selayaknya kepanitiaan-kepanitiaan lain yang pernah saya ikuti, semua rasa capek yang dirasakan hilang seketika saat melihat acara yang terealisasikan dengan baik dan sukses. Masih ingat gimana senangnya saat melihat Voxy yang awalnya cuma kerangka kawat dan staerofoam berisi kertas koran, akhirnya menjadi burung merak seperti yang sudah di bayangkan. Dan pastinya saat melihat jumlah dan antusiasme pengunjung FOS4. Sebagai panitia, kami mendapat tempat ekslusif untuk menonton acara puncak, yaitu di barisan paling depan penonton. Sebelumnya, saya tidak begitu sadar betapa banyaknya pengunjung yang datang, sampai suatu ketika saya berdiri diatas kursi dan melihat lapangan SMAN 1 yang seluruhnya penuh dengan penonton. Merinding, terharu dan pastinya senang karena jerih payah selama ini akhirnya terbayar.

Acara FOS4 yang persiapannya memakan waktu berbulan-bulan, akhirnya ditutup manis dengan penampilan dari Raisa. Berakhirlah sudah kepanitiaan ini yang juga merupakan kepanitiaan terakhir saya di SMAN 1 Medan. Saya bersyukur karena saya pernah menjadi bagian dari FOS4. Saya banyak belajar mengenai kepanitiaan, berorganisasi dan yang pasti dengan mengikuti kepanitiaan ini, saya dipermudah untuk menambah teman-teman baru di angkatan saya. Dan yang paling penting, saya belajar bahwa tidak mudah untuk merealisasikan ide-ide yang ada di awal, namun tidak ada pula yang bisa mengalahkan kepuasan pada saat melihat ide-ide yang tadinya cuma ada di atas kertas, bisa terealisasikan dengan sempurna. Dan saya sadari bahwa itu semua bisa terjadi karena adanya team work, dan komitmen setiap individunya untuk memberikan yang terbaik untuk mewujudkannya.

With some old friends

The coolest team I've ever been in

Tuesday, January 8, 2013

AFS's Projects

Hi guys!

It's been a long time since my last post. Yah seperti biasa, sibuk sama ini itu tetep jadi alasan saya dengan absensi yang hampir-hampir dua bulan ini. Sibuk sama sekolah, bimbel dan lain-lain. Yang paling bikin sibuk sebenernya kegiatan sekolah, terakhir kali saya menjadi panitia, yaitu di FOS 4 dan diklat OSIS. FOS 4 udah nggak perlu lagi diragukan, seru! Mulai dari persiapannya, sampai di hari H-nya (laporannya bakal saya update di post berikutnya). Ada juga diklat OSIS yang baru-baru diadakan. Sebenernya daya masih agak bingung dengan status saya, dibilang alumni, belum tamat, tapi dibilang anggota juga saya udah pensiun? Anyway, diklatnya seru, saya bisa ketemu temen-temen dan kakak-kakak alumni. Bagian favorite saya, udah jelas, jurit malamnya. Tapi nggak seperti tahun-tahun sebelumnya, jurit cuma dilakukan sampai jam 2 pagi (biasanya sampai subuh). Tapi tetep aja seru!

Belum lama ini saya diundang konsul AS buat ngerayain Thanksgiving dirumahnya. Saya bisa ketemu langsung sama konsulnya dan youth group yang dibentuk konsul AS, dan berbagi pengalaman saat saya disana. Saya dan temen-temen lainnya akan melaksanakan beberapa community service di tahun 2012 nanti, yang berupa fundraising untuk anak-anak dengan penyakit kanker yang kurang mampu.

Mengenai kuliah, saya Alhamdulillah diterima di IM Telkom jurusan akuntansi melalui jalut JPPAN dan yang paling bikin saya kesenangan waktu saya akhinya menerima acceptance letter dari University Technology of Sydney yang menyatakan bahwa saya diterima di jurusan Business. Semua itu, nggak bisa dipungkiri, bisa saya dapatkan karena bantuan dari sertifikat dan transcript selama saya di Amerika Serikat. Jadi buat adik-adik yang sedang atau akan menjalani program pertukaran pelajar, gaada salahnya kalau kita tetap belajar dan nyari nilai bagus, perbanyak prestasi, karena kita ga pernah tau seberapa berguna itu semua buat membantu kita kuliah nanti. Walaupun sudah diterima di dua Universitas diatas, saya masih ingin mencoba Universitas Negeri melalui SNMPTN nanti.

Selain hal-hal diatas, saya juga disibukkan dengan project-project AFS yang harus saya lakukan setelah menjalani program. Menjalani project tahunan BinaBud dan menjadi ketua dari upcoming event BinaBud Chapter Medan, Fanbud2.

1. International Education Week 2012

Setiap tahunnya, fresh returnees melaksanakan project tahunan Bina Antarbudaya sebagai feedback untuk masyarakat Indonesia atas apa yang telah kamu dapatkan selama program. Tahun ini project BinaBund mengangkat tema International Education Week (IEW) 2012. IEW 2012 merupakan ajang dimana returnees dapat sharing tentang pengalamannya sebagai exchange students.
Karena sedikitnya returnees tahun 2012 (angkatan saya), saya nggak bisa melaksanakan project ini besar-besaran seperti temen-temen returnees dari chapter lain. Jadi saya hanya melakukan presentasi di tigabelas kelas (duabelas kelas reguler dan satu kelas international) di sekolah saya, SMAN 1 Medan. Saya memilih untuk melaksanakan presentasi di kelas sepuluh, karena kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar dari BinaBud hanya diberikan pada siswa-siswi kelas sepuluh SMA dan sederajat.

Basicly, yang saya presentasikan adalah pengalaman-pengalaman saya di Amerikat sebagai exchange student. Mengenai bagaimana kehidupan disana, sekolah, sampai budaya dan tradisi baru yang saya pelajari disana. Saya juga membuat video yang berupa kumpulan dari video-vodeo dan foto-foto yang saya abadikan pada saat saya menjalani program. Selain sharing pengalaman, saya juga menjelaskan secara singkat tentang bagaimana cara mengikuti program pertukaran pelajar. Melihat respons mereka, ada banyak siswa yang tertarik unuk mengikuti program ini namun masih minim akan informasi mengenai program. Untuk itulah saya bersyukur karena mendapat kesempatan ini.

Bisa dibilang project yang saya laksanakan ini berjalan dengan sukses, karena antusiasme dari adik-adik kelas saya sangat lah baik menyambut presentasi saya. Banyak pertanyaan-pertanyaan mengenai program pertukaran pelajar, baik mengenai teknisnya, sampai bagaimana pengalaman saya selama disana. Capek memang presentasi di tigabelas kelas dalam seminggu. Dalam satu hari saya bisa presentasi di tiga kelas atau lebih, tergantung jadwal yang sudah diberikan dari pihak sekolah. Tapi pada akhirnya semua worth it karena bisa berbagi pengalaman dan informasi buat adik-adik yang berminat (bahkan yang tadinya tidak berminat menjadi tertarik setelah mendengar presentasi saya!) mengikuti program pertukaran pelajar ini. Bahkan ada juga beberapa guru yang berminat untuk mengikuti program pertukaran sejenis yan dikhususkan untuk guru.

2. Festival Antarbudaya 2013



Date: 26 January 2013 
Venue: Pendopo USU

Sebagai returnees, banyak pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada kami mengenai pengalaman dan curiosity tentang budaya dan tradisi yang ada di Negara hosting. Karena hal tersebut, kami, para returnees ingin melakukan ‘sesuatu’ untuk sharing pengalaman, terutama tentang budaya dan tradisi dari Negara lain. Bina Antarbudaya chapter Medan, organisasi yang mengirim kami untuk program pertukaran pelajar ini, tahun lalu membuat event yang bernama Festival Antarbudaya. Dan tercetuslah ide untuk melakukan kembali event tersebut, yang tahun ini bernama Festival Antarbudaya 2, atau yang kami singkat Fanbud2 yang mengangkat tema, “Connecting life, sharing culutures”. 

Berbeda dengan tahun lalu yang lebih fokus dengan perlombaan-perlombaan yang dilaksanakan, tahun ini kami lebih memfokuskan pada budaya dan tradisi dari setiap negara yang pernah kami tinggali. Bermodalkan pengalaman selama setahun, kami bertukar pikiran tentang budaya dan tradisi dari setiap Negara yang akan menjadi menarik untuk ditampilkan. Pada acara ini akan ada 3 zona yaitu zona Amerika, Eropa dan Jepang. Di setiap zona akan ada food bazaar, games, photo spot, volunteers asing dari setiap Negara untuk memperkenalkan negaranya dan banyak kegiatan menarik lainnya. Kami bekerja sama dengan konsulat setiap Negara untuk melaksanakan acara ini. Selain itu akan ada hiburan dari band akustik lokal dan volunteers asing untuk menambah daya tarik acara ini. 

Selain acara utama, kami juga mengadakan beberapa lomba seperti dance competition, singing competition dan photography yang pastinya harus mempunyai unsur-unsur dari satu atau lebih negara asing, dan semua dilakukan secara online ( singing dan dance competition dilakukan melalui Youtube dan photography dilakukan melalui instagram atau twitter). Acara ini free, ditujukan untuk umum dan mahasiswa. Selain bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai negara-negara di dunia, kami juga mempunyai misi agar melalui acara ini juga dapat terbangun jembatan yang dapat menambah pemahaman antarbudaya baik dari orang Indonesia, maupun orang asing. 

Jadi untuk kamu-kamu yang tertarik dengan kebudayaan asing dan ingin merasakan berbagai tradisi dan makanan dari setiap negara, come and join us at Festival Antarbudaya 2! 


For more info:
Like our fan page on Facebook: Festival Antarbudaya
Follow us on twitter: @fanbud2
and don't forget to visit our Tumblr http://fanbud2.tumblr.com/