Saturday, April 6, 2013

My Life as an Exchange Student: Syahrina Mazaya - AFS USA 2011/2012


cc: afsmedan.org

Hi semua! Nama saya Syahrina Mazaya atau biasa dipanggil Arin. Saya adalah salah satu returnee AFS USA 2011/2012. Selama menjalani program, saya tinggal di negara bagian Delaware, di sebuah kota kecil yang bernama Seaford. Saya tinggal di kota ini bukan berupa kebetulan, karena tibanya saya disini adalah sebuah pilihan yang dilakukan Ibu angkat saya, Nancy McGee, dengan memilih saya sebagai anak asuhnya di kala itu. Di email yang saya terima, juga disebutkan kalau saya akan mempunyai saudara angkat lainnya, sesama exchange student, yang berasal dari Thailand. Berangkatlah saya ke Negara di belahan dunia yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, dan akhirnya bertemulah saya dengan Pin, saudara angkat saya dari Thailand, dan ibu angkat saya, Nancy. Awlanya berjalan mulus, saya diajak makan sub pertama saya di Farmer Market, dan makan eskrim terenak di Seaford. Setelah satu harian keliling kota, kami kembali ke rumah dan disinilah saya bertemu Fibbie, anjing kesayangan peliharaan Mom. Saya emang sebelumnya udah diperingatkan mengenai masalah hewan peliharaan, terutama anjing, namun tetap aja saya ketakutan sama Fibbie.
Malam pertama saya di Seaford, saya mengalami susah tidur karena jet lagged. Banyak sekali yang ada di pikiran saya semalam suntuk, mulai dari rasa nggak percaya akhirnya bisa sampai di Amerika, perasaan senang luar biasa melihat gemerlapnya kota New York saat taxi saya melintasi Time Square, dan sedikit rasa takut membayangkan seperti apa hari-hari selanjutnya yang akan saya jalani disini. Saat sedang asik-asiknya melamun, saya dikagetkan oleh Fibbie yang tiba-tiba sudah ada di sebelah tempat tidur saya. Mau nggak mau karena shock saya langsung histeris dan bangunin Pin. Setelah Fibbie aman di luar saya berusaha untuk tidur, tapi apadaya bukannya tidur, saya malah tiba-tiba homesick. Keesokan paginya, host mom saya yang ternyata mendengar kejadiaan malam itu mengajak saya berbicara mengenai masalah ini. Untungnya saya mempunyai host mom yang pengertian dan toleran terhadap kebudayaan dan agama lain, akhirnya kami memutuskan untuk kenyamanan saya, sebaiknya saya dicarikan host family lain yang tidak mempunyai peliharaan se-friendly Fibbie.
Di hari berikutnya saya dan Pin pergi ke pesisir untuk mengikuti arrival orientation, dimana saya bertemu dengan anak-anak exchange dari Negara lain yang di host di Delaware. Disana saya banyak sharing dengan teman-teman lain, dan ternyata apa yang saya rasain nggak ada bedanya dengan mereka, jadi emang semua yang saya rasain itu emang udah sewajarnya.
Setelah kembali dari orientasi, saya pamitan sama Nancy dan tinggal untuk sementara waktu bersama Jeanine sebelum mendapat host-fam. Dan ternyata saya nggak perlu waktu lama untuk tinggal disana karena keeesokan harinya ada telfon dari keluarga kenalan Nancy yang bernama the Seeley, yang bersedia menjadi host-fam saya. Namun karena banyaknya urusan surat-menyurat yang harus dilakukan, dan saya harus segera masuk ke sekolah,untuk sementara saya tinggal bersama seorang nenek yang bernama Geraldine Allen yang kebetulan rumahnya dekat dengan sekolah.
Ada kejadian lucu waktu saya lagi lunch sama teme-temen. Jadi mereka pada tau kalau saya pindah host fam dan nanya siapa hostfam saya nantinya. Begitu saya jawab "The Seeley", mereka, terutama yang cewek-cewek pada histeris karena ternyata salah satu soon to be host bro saya adalah the most wanted dude in town. Lucky me! Dan bener aja, cerita tentang saya bakal di host the Seeley menyebar dan makin banyak aja temen-temen yang sebelumnya belum saya kenal jadi lebih ramah ke saya hehe.
Ternyata nggak salah temen-temen cewek saya pada histeris, karena pas pertama kali saya pindahan ke rumah mereka, emang mereka kece-kece! Saya punya abang yang umurnya setahun diatas saya, Danny, yang selama ini diomongin temen-temen saya, satu adik cewek yang umurnya setahun dibawah saya, Aubrey, adek cowok dengan beda dua tahun, Ryan (yang akhirnya jadi musuh bebuyutan saya) dan si kecil Connor yang umurnya sekarang 9 tahun. Mereka punya tiga kucing, Blue, Milo dan Lulu, dan satu anjing lucu yang pemalas bernama Max.


Saya sangat enjoy tinggal bersama keluarga baru saya. Banyak sekali pengalaman-pengalaman baru yang saya dapatkan, mulai dari tradisi sehari-hari sampai hari-hari besar seperti Halloween, Thanksgiving, Christmas, dan lain lain. Danny juga ngebantu saya ngedapetin banyak temn-teman baru, karena dia banyak mengenal (dan hampir dikenal semua) orang-orang di Seaford. Dia juga selalu mengundang teman-temannya (yang pastinya cakep-cakep:p) ke rumah disaat weekend, dan ngajakin saya ke party-party yang sangat mmbatu saya buat kenalan sama temen-temen baru. 
Banyak juga aktivitas-aktivitas seru yang selama ini belum pernah saya rasakan, bersama the Seeley. Seperti nonton pertandingan-pertandingan sport, bon fire, BBQ, berlayar dan pastinya jalan-jalan. Mereka banyak mengajak saya jalan-jalan ke tempat-tempat terkenal seperti Disneyland yang merupakan hadiah Christmas kami, Washington DC, disana kami ketemuan dengan tante saya yang juga exchange student tahun 70an, yang kebetulan sedang mengunjungi host mom nya, Rehoboth Beach, Ocean City dan New York. 
Exchange year saya ditutup dengan hal-hal epic yang gaakan bisa saya lupakan. Graduation dan prom yang begitu emotional dan graduation party yang super setu yang gaakan bisa saya lupakan. Tapi bagaimanapun enaknya di negara orang, saya harus tetap kembali ke negara sendiri, maka dengan berat hati saya meninggalkan keluarga, teman-teman dan kehidupan saya di Amerika serikat.
Sebelum mengikuti progrram ini saya nggak pernah menyangka akan mendapatkan begitu banyak pengalaman berharga seperti ini. Semua pengalaman saya dibuka oleh orang yang berperan besar dalam exchange year saya, miss Nancy. Kalau bukan karena miss Nancy, saya nggak akan di host di Delaware dan bertemu keluarga saya, the Seeley, dan banyak lagi orang-orang asing yang pada akhirnya menjadi keluarga dan sahabat saya seperti nenek saya Geraldine dan sahabat saya dari Norwegia Hanna. Sampai sekarang setelah hampir setahun meninggalkan Amerika, saya masih stay in touch dengan mereka baik melalui Facebook atau Skype. Kami juga kirim-kiriman paket saat Idul Fitri dan Christmas.

Masih banyak lagi cerita-cerita seru mengenai pengalaman saya selama di Amerika Serikat. Dibawah ini saya sertakan video yang saya buat, yang berisi video dan foto-foto selama saya di Amerika. Bagi yang tertarik dengan cerita-cerita yang lebih detail silahkan mengunjungi blog saya. Semoga cerita saya bisa menjadi motivasi buat adik-adik yang ingin mengikuti program ini.



I had a wonderful time with AFS, now it's your turn!


Reach me:
Blog: misssyahrina.blogspot.com
Facebook: Syahrina mazaya
twitter: @arynmazaya
Instagram: arynmazaya
Youtube: arynmazaya

Cinta dan Bangunan



Untuk menjalin sebuah hubungan yang awet, memang harus ada pengorbanan dan keinginan untuk mempertahankan hubungan itu sendiri dari kedua belah pihak, perempuan dan laki-laki. 

Perempuan itu makhluk yang ringkih, yang akan hancur berkeping-keping saat ada yang menjatuhkannya. Dan tugas laki-laki lah untuk menjaganya agar tetap utuh.  Ribet ya? Mungkin banyak laki-laki yang mikir kalo perempuan itu egois dan bikin susah, namun menurut saya, salah satu yang menentukan keberhasilan seorang laki-laki dalam hidupnya adalah menjaga dan membahagiakan pasangannya. 

Perempuan itu gampang banget cemburu, curigaan, dan tertutup. Pas ditanya kenapa, jawabnya nggak ada apa-apa, eh ternyata apa-apa. Tapi intinya cuma satu, perempuan itu cuma pengen dimengerti. Perempuan itu pengen pasangannya bisa mengerti apa yang harus dan tidak harus dilakukan, tanpa perlu dibilang lagi.


Cinta itu ibarat membangun sebuah bangunan. Dimana bangunan itu adalah seorang perempuan, dan arsiteknya adalah laki-laki. Sebuah bangunan yang kokoh, adalah sebuah bangunan yang memiliki fondasi yang kokoh pula. Fondasi itulah yang dinamakan kepercayaan.

Bagi para laki-laki, awal pacaran adalah masa-masa paling penting untuk membangun kepercayaan perempuannya. Caranya? Terbukalah dengan dia, maka dia tidak akan curiga lagi kepadamu. Bawa dia ke duniamu, kenalkan dia dengan orangtua dan teman-temanmu, perlihatkan dia segala kegiatanmu, maka dia akan merasa nyaman dengan lingkunganmu, dan membuat dia merasa nyaman saat kamu sedang tidak bersamanya. Dan yang terakhir, jadikan dia sahabatmu. Memang benar ini bagian yang tersulit, namun, cobalah untuk memulai sedikit demi sedikit memperlakukan dia bukan hanya sebagai pacar, tapi sebagai sahabat. Apabila ada masalah yang mengganjal di hubungan kalian, daripada menceritakan dan mencari solusi dari orang lain, coba certa kedia, dan diskusikan jalan keluarnya. Dengan begini, perempuan akan merasa dihargai dan ikut membuka dirinya sendiri.

Memang awalnya laki-laki adalah seseorang yang harus put more effort daripada perempuan. But trust me, sekali kalian mendapatkan kepercayaan dari perempuan, kalian akan lebih mudah untuk menjalai kedepannya, karena seiring berjalannya waktu, bangunan ini akan semakin tinggi dan tinggi, dan semakin tinggi suatu bangunan, semakin kuat pula angin yang menerpanya. Disinilah tugas perempuan untuk bertahan dari terpaan angin-angin itu.

Di dalam suatu hubungan, yang namanya masalah, atau yang kita ibaratkan di sini sebagai angin, adalah suatu hal yang biasa. Namun, bagaimana apabila fondasi awal bangunan tersebut tidak kokoh? Apakah bangunan tersebut akan sanggup untuk menahan begitu banyaknya terpaan angin? Inilah sebab kenapa kelihatannya perempuan lebih tersakiti daripada laki-laki di dalam suatu hubungan. Karena menahan terpaan angin dan disaat yang bersamaan mempertahankan tingginya gedung dengan fondasi yang ringkih, bukan hal yang mudah.

So boys, sebelum kalian membangun sebuah bangunan, pastikan kalian membangun fondasi yang kokoh dulu. Kalau tidak bisa? Jangan lanjutkan bangunan itu karena itu cuma akan menghancurkan bangunan itu menjadi puing-puing.

Lalu apa yang terjadi dengan bangunan yang sudah menjadi puing-puing ini? Cuma ada dua pilihan, apakah si arsitek yang membangunnya akan membangun lagi dari awal, dengan fondasi yang lebih kokoh, atau arsitek lain akan datang dan membangun lagi fondasi baru yang lebih kokoh.