I know, I know... It has been a long time I haven't post anything on this blog, not because I lost my interest with this blog, but more because of the crazy busy days of school. Ga cuma guru-guru yang tanpa perikemanusiaan ngasi peer dan tugas yang buannyakk nya minta ampun, tapi juga kesibukan yang diakibatkan bimbel yang hampir setiap hari, pulang sekolah sampai habis maghrib. Jadinya, waktu Sabtu dan Minggu saya maanfaatkan buat istirahat dirumah atau mengilangkan stress bersama teman-teman.
Re-adjustment yang saya alami bisa dibilang nggak mulus-mulus amat. Di minggu pertama saya mengalami homesick gila-gilaan yang bikin saya pengen balik ke Amrik. Culture shock termasuk didalamnya, namun terlebih lagi cara berfikir saya yang kadang nggak cocok dengan pemikiran orang disini. Sering terjadi bentrokan di hati saya, apalagi mengenai segala sistem di Indonesia yang bikin saya stress dan makan hati, termasuk urusan sekolah dan sebagainya. Sampe kadang saya berfikir, is it right to have a thought like this? Sometimes I feel like I couldn't fit in, that this isn't the place where I belong, yet, this is the place where I come from.
Well, I don't want to fill this blog with how much I'm struggled with everything here. Let just talk about my long-long travel back home. Saya officially meninggalkan rumah hostfam kira-kira jam 3 sore. Perasaan saya, seperti yang sudah bisa ditebak, sedih pastinya. Berat sekali rasanya ngelihat rumah untuk terakhir kalinya dan say good bye sama semuanya. Dan ga cuma sampe disitu, kesedihan saya semakin menjadi-jadi saat saya harus berpisah sama sahabat saya dari Norway, Hanna. Saya meninggalkan Delaware jam 7 malam dan sampai di camp jam 9 malam. Disitu kami diberi orientasi singkat mengenai travel. Tepat jam 12 malam kami berangkat ke camp terakhir di New York.
The last bus ride:( |
Kami tiba di camp jam 4 subuh dan karena flight saya jam 12.45 malam, saya menyempatkan diri untuk makan dan tidur. Koper saya unfortunately tiga-tiganya overweight, ya, tiga. Bisa dibayangkan gimana paniknya saya, tapi ntah kenapa keberuntungan lagi berpihak sama saya, kakak-kakak yang ngurusin check in saya dengan baik hatinya nggak ngecharge saya apapun dan bahkan mengizinkan saya memasukkan koper ketiga FREE. Saya langsung lega dan sumringah karena kemudahan yang saya dapatkan.
I came with only one suitcase and ended up like this |
Penerbangan dari New York ke Dubai memakan waktu 13 jam, dan lagi, keberuntungan sedang memihak saya. Saya yang nggak nyaman karena harus duduk diantara dua laki-laki Arab bermuka seram, meminta stewardess agar saya bisa dipindahkan. Dan voila! Saya diberi bangku yang kana kirinya tidak ada yang menempati. Jadilah saya tidur 2 jam setelah pesawat take off dan bangun dua jam sebelum pesawat landing. Karena kelamaan tidur di pesawat saya memutuskan buat mandi dan bersih-bersih, lalu jalan-jalan di airport Dubai yang untungnya lebih-lebih dari mall di Indonesia. Semua lengkap mulai dari toko barang-barang branded sampe supermarket. Saya pun menghabiskan sisa-sisa dollar saya untuk membeli kaos Ferrari, make up, beberapa pajangan khas timur tengah, dan heeellll yeah! Coklat Lindt yang seabrek-abrek!
Heaven on earth |
Ada sedikit accident yang hampir bikin jantung saya copot, saya ternyata salah gate penerbangan! Saya juga bingung kenapa banyak sekali orang-orang berjubah hitam dan putih yang mau datang ke Indonesia. Dan sialnya saya baru sadar kesalahan saya saat pengumuman boarding di kumandangkan dan ternyata itu adalah gate yang untuk ke Islamabad. Saya langsung down dan panik karena itu juga merupakan waktu boarding saya. Jadilah saya lari-larian dari gate yang terletak diujung airport ke papan pengumuman untuk mencari gate saya yang sebenarnya, yang terletak ditengah-tengah airport. Eng ing eng.... seakan belum cukup penderitaan saya, ternyata gate saya berada diujung lain dari bandara itu. Saya lari-larian kaya orang gila dan sampai tepat waktu, FYI kalau jalan denga kecepatan biasa dari ujung ke ujung airport bisa memakan waktu lebih dari 20 menit. Sampai di gate ini terasa sekali suasana 'Indonesianya', apalagi ada TKI-TKI yang lagi muter lagu kucing garong (I'm not even kidding).
Setelah penerbangan selama 7 jam yang saya habiskan dengan makan dan marathon film-film klasik Disney, saya tiba di Negara tercinta. Saya dijemput oleh papa saya dan menginap di rumah tante sampai re-orientasi yang diadakan tiga hari berikutnya. Malam pertama masih oke-oke aja, saya bisa tidur dengan nyenyak dan surprisingly ngga jet lagged. Nah baru pas malam kedua efek dari jet lagged nya muncul. Mata saya nggak terpejam sama sekali, dan rasanya sama seperti rasa malam pertama saya di Seaford tahun lalu, rasanya asing. Pikiran saya mem-flashback segala kenangan disana dan suddenly, i felt homesick, I felt like I just want to go back to my room there, I just wanna go home. I cried...
(to be continued)